Pages

asd

Senin, 20 Januari 2014

Aku Menjadi Obat Awet Muda ala Tante Sofi

djalidoank. Kumpulan Cerita Dewasa 2014


Pengalaman Pertamaku ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, sebut saja nama ku Boy, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Sofi (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.
zonajudi.com

Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 3 rumahlah, nah Tante Sofi ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Erni inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).

Biasanya Tante Sofu kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Sofi ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.

Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Sofi ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih). Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Sofi malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.

Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngajak Aku, pasti Tante Sofi ikut juga wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Sofi mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Sofi di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.

Lalu Tante Sofi menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Sofi, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Sofi ngajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.

"Boy temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih", kata Tante Sofi sambil mulai berjongkok.

Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. "Serr.. rr.. serr.. psstt", kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante sofi kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Sofi boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Sofi.

"Heh kenapa kamu boy kok diam gitu awas nanti kesambet" kata Tante Sofi.
"Ah enggak apa-apa Tante", jawabku.
"Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?", tanya Tante Sofi.
"Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?" tanyaku.

Tante Sofi cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.

"Kamu mau liat Boy? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu", kata TanteSofi.

Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah Vagina nya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Sofi membiarkanku memegang-megang vaginanya.

"Sudah yah Boy nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi".
"Iyah Tante", jawabku.

Lalu Tante Boy menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.

Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.

"Boy, kamu enggak ikut?" tanya mamiku.
"Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue Mochi saja yah Mah" kataku.
"Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi" kata Mami.
"Erni, kamu mau kan tolong jagain si Boy yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin" kata Mami pada Tante Sofi.
"Iya deh Kak aku jagain si Boy tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok" kata Tante Sofi.

Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Sofi berdua saja di Villa, Tante Sofi baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.

"Kamu sakit apa sih Boy? kok lemes gitu?" tanya TanteSofi sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
"Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa" kataku.

Tante Sofi begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.

"Kepala yang mana Boy atas apa yang bawah?" kelakar Tante Sofi padaku.
Aku pun bingung, "Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?" jawabku polos.
"Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman" kata Tante Sofi sambil memegang si kecilku.
"Ah Tante bisa saja" kataku.
"Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah" aku hanya diam saja.

Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Sofi, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, "Tante enggak usah deh Tante biar Boy saja yang ngelap, kan malu sama Tante"
"Enggak apa-apa, tanggung kok" kata Tante Sofi sambil menurunkan celanaku dan CDku.

Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.
"Boy mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah"
"Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya" kataku polos.
"Iyah kamu tenang saja yah" kata Tante Sofi.

Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.

"Achh.. cchh.." aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Sofi yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Sofi hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.

"Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih" kataku.
"Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok" kata Tante Sofi.

Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Sofi karena Tante Sofi tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

"Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener " kataku sambil meremas Vagina Tante Sofii yang kurasakan berdenyut-denyut.
Tante Sofi pun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.
"Croott.. ser.. err.. srett.." muncratlah air maniku dalam mulut Tante Sofi, Tante Sofi pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Sofi berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Sofi lembab dan agak basah.
"Enak kan Boy, pusingnya pasti hilang kan?" kata Tante Sofi.
"Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante.."
"Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Boy?"
"Enggak Tante"

Tanpa kusadari tanganku masih memegang Vagina Tante Sofi.

"Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih". Aku jadi salah tingkah
"Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti" katanya padaku.
"Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi" pintaku pada Tante Sofi.
Tante Sofi pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Sofii basah entah kenapa.
"Tante kencing yah?" tanyaku.
"Enggak ini namanya Tante nafsu boy sampai-sampai celana dalam Tante basah".

Dilepaskannya pula celana dalam Tante Sofi dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Sofi duduk di sampingku

"Boy pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap" katanya. Akupun mulai memegang Vagina Tante Sofi dengan tangan yang agak gemetar, Tante Erni hanya ketawa kecil.
"Boy, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih" kata Tante Erni.
Dia mulai memegang penisku lagi, "Boy Tante mau itu nih".
"Mau apa Tante?"
"Itu tuh", aku bingung atas permintaan Tante Sofi.
"Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?"
"Tapi Boy enggak bisa Tante caranya"
"Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah" kata Tante Sofi padaku.

Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus.

"Boy jilatin donk punya Tante yah" katanya.
"Tante Boy enggak bisa, nanti muntah lagi"
"Coba saja Boy"

Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Sofi di atas dan tanpa pikir panjang Tante Sofi pun mulai mengulum penisku.

"Achh.. hgghhghh.. Tante"

Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Sofi tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya Vagina Tante Sofi seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Sofi sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Sofi dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.

Tante Sofi pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Sofi menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.

"Kamu tahu enggak mandi kucing Boy" kata Tante Sofi.

Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Sofi pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras. Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Sofi pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.

Kulihat payudara Tante Sofi mengeras, Tante Sofi menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Sofi. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati Vagina Tante Sofi, langsung Tante Sofi kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Sofi seperti menjilati Ice Cream.

"Achh.. uhh.. hhghh.. acch Boy enak banget terus Boy, yang itu isep jilatin Boy" kata Tante Sofi sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.

Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Sofi tanpa sengaja tertelan olehku.

"Lex masukin donk Tante enggak tahan nih"
"Tante gimana caranya?"

Tante Sofi pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Sofi naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Sofi pun mengejang hebat.

"Boy Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh" erang Tante Sofi.

Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Sofi. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Sofi mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Sofi sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Sofi tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.

"Boy nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya" pinta Tante Sofi padaku.

Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Sofi pun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

"Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg.." kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
"Tante Boy kayanya mau kencing niih"

Tante Sofi pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Sofi pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.

Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Sofi menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Sofi yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Sofi, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Sofi di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Sofi. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Sofi, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

"Boy kamu sudah baikan?" tanya Mamiku.
"Sudah mam, aku sudah seger n fit nih" kataku.
"Kamu kasih makan apa Ni, si Boy sampai-sampai langsung sehat" tanya Mami sama Tante Sofi.
"Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas" kata Tante Sofi.

Esoknya kamipun pulang ke Jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Sofi yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Fatir di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Sofi.

Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Sofi bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Sofi. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante Sofi sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Sofi ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Sofi.

Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi Obat Tante Sofi bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Sofi yang nasibnya sama seperti Tante Sofi, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.
===================================================================
SBOBET AGEN RESMI TERPECAYA
Kami adalah Agen Bola online, bagi kalian yang berminat Taruhan Bola di tempat kami karena kami adalah Agen Terpercaya, kami menyediakan bonus dan hadiah yang menarik untuk anda yang ingin bermain Judi Online di tempat kami. Kami juga menyediakan Jadwal Bola, Prediksi Bola dan Prediksi Togel yang up to date. Bila anda berminat silahkan masuk ke situs kami www.zonajudi.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar